KEPALA BATU
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.
KEPALA BATU

Kelompok Pecinta Alam & BATU
 
IndeksPortalLatest imagesPencarianPendaftaranLogin

 

 Sistem Petroleum Cekungan Banggai

Go down 
PengirimMessage
zukarnain.elhuria
TALC
TALC



Gender : Male Jumlah posting : 1
Join date : 15.07.10
Lokasi : Makassar

Sistem Petroleum Cekungan Banggai Empty
PostSubyek: Sistem Petroleum Cekungan Banggai   Sistem Petroleum Cekungan Banggai Icon_minitimeThu Jul 15, 2010 7:12 pm

Kalau ada yang mau tau bagaimna cekungan banggai ini bisa membantu :
Batuan Induk



Terdapat empat tipe batuan induk yang ditemukan di cekungan ini (PERTAMINA-BPPKA,

1996), yaitu:

• Batubara dan batulempung marin Mesozoikum (Trias dan Jura)

Batubara dan batulempung karbonan yang berumur Jura banyak ditemukan di beberapa tempat di Sulawesi Timur. Batulempung dijumpai di Pulau Peleng pada lingkungan laut dangkal memiliki kualitas batuan induk buruk – sedang. Batuan lainnya di Sulawesi Timur didominasi oleh kerogen tipe I dan II, berupa oil prone. Namun, berdasarkan hasil penelitian geokimia, potensi hidrokarbon di cekungan ini menunjukkan batuan induk tidak berasal dari umur Jura.
• Serpih hitam Formasi Buya, nilai TOC sebesar 1 - 2% dengan kualitas baik – sangat baik.

• Batulempung dan Batugamping Paleogen (Eosen – Oligosen)

Di daerah Teluk Kolo dijumpai adanya suatu rembesan minyak, yang diduga berasal dari suatu sikuen batugamping bitumen dan batulempung Eosen. Diduga batuan induk ini cukup matang untuk menghasilkan hidrokarbon.
• Batugamping, batubara dan batulempung marin Miosen Awal – Tengah

Pada umumnya, batulempung, batubara, batugamping lempungan pada Formasi Tomori dan Matindok mempunyai nilai TOC yang cukup tinggi, sehingga berpotensi baik sekali untuk menghasilkan minyak dan gas, seperti yang dijumpai di Formasi Tomori.




Batuan Reservoir



Batuan reservoir pada daerah ini berupa batupasir/konglomerat pada Formasi Bobong, Kabauw, dan Buya (Jura), batugamping masif Formasi Tanamu (Kapur). Batugamping Formasi Tomori dengan kualitas buruk, batupasir Formasi Matindok dengan kualitas sangat baik, dan batugamping terumbu Formasi Minahaki dengan kualitas cukup baik (Miosen) (PERTAMINA-BPPKA, 1996).



Ada tiga prinsip mekanisme perangkap hidrokarbon yang secara prinsip mempengaruhi sikuen Miosen (PERTAMINA-BPPKA, 1996):
• Perangkap stratigrafi dan mengakibatkan perkembangan terumbu Kelompok Mantawa

yang merupakan Formasi Minahaki (Miosen Akhir), kemudian disekat oleh Grup Sulawesi. Keberadaan sedimen yang relatif curam dan mengapit tumbuhnya karbonat, menyebabkan kebocoran di bagian atas dan beresiko untuk menjadi perangkap.
• Perangkap stratigrafi berupa sesar mendatar akibat tilted fault-block sesuai dengan perubahan lingkungan struktur antiklin pada seismik horizon karbonat Miosen Atas. Penyekat paling atas merupakan klastik Grup Sulawesi pada saat pensesaran menyebabkan terjadinya penyekatan di arah samping.
• Perangkap thrust sheet, terdiri dari karbonat Miosen yang disekat oleh serpih intra Miosen dan Pliosen. Perangkap terbentuk pada lapisan penyekat yang di bawahnya terdapat banyak struktur.




Batuan Penyekat



Batuan penyekat ini terdiri dari batulempung batial yang dijumpai pada Grup Sulawesi (Pliosen) dan batulempung Formasi Matindok. Batulempung Grup Sulawesi merupakan batuan penyekat yang efektif bagi batuan sedimen karbonat Miosen. Batulempung dari dasar Formasi Matindok bertindak sebagai batuan penyekat bagi akumulasi minyak Formasi Tomori di Lapangan Tiaka (LEMIGAS, 2005).




Manifestasi Permukaan



Sumur Mantawa-1, Minahaki-1, Matindok-2 yang menunjukkan keberadaan rembesan gas, Dongkala-1 yang menunjukkan keberadaan rembesan minyak dan gas, dan penemuan akumulasi minyak di lapangan Tiaka, menunjukkan bahwa hidrokarbon telah berkembang dari batuan induk yang matang dan telah bermigrasi ke perangkap yang ada. Minyak dan gas tersebut memiliki kandungan yang tidak biasa dibandingkan dengan minyak dan gas di

Indonesia pada umumnya. Di beberapa tempat, ditunjukkan oleh minyak yang memiliki API gravity yang rendah dan kandungan sulfur yang tinggi tetapi tidak terbiodegradasi; gas memiliki kandungan sulfida hidrogen yang cukup signifikan (PERTAMINA-BPPKA, 1996).


Beberapa bukti menunjukkan batuan induk Miosen yang berada di dalam/berdekatan dengan Tomori PSC matang terutama pada kala Pliosen. Formasi Minahaki Miosen Akhir (batugamping di bagian paparan atas) mengendap diatas batuan induk Miosen Tengah dan Awal yang cukup matang sebelum kala Pliosen.

KONSEP PLAY REGIONAL





Terdapat tiga tipe play hidrokarbon di cekungan ini

• Miocene Carbonate Builds-up berupa perangkap stratigrafi batugamping terumbu yang berumur Miosen Akhir Grup Mentawa dari Formasi Minahaki, dan disekat oleh Grup Sulawesi. Play ini dijumpai di Sumur Mantawa-1, Minahaki-1, Boba-1 dan Senoro-1.
• Wrench Fault Anticline, perangkap struktur yang terbentuk akibat sesar mendatar (wrench fault), berupa blok-blok sesar/sesar geser dengan atau tanpa struktur antiklin tumbuh, yang dapat diidentifikasi dari horison seismik Top Miosen Karbonat. Pada umumnya bagian atas perangkap ini tersekat oleh sedimen klastik dari Grup Sulawesi.
• Thrust Sheet Anticline, perangkap struktur berupa perlipatan yang terbentuk oleh sesar-sesar naik dari batuan karbonat Miosen, dan disekat oleh batulempung intra Miosen dan Pliosen.


Play hidrokarbon yang utama dan menghasilkan hidrokarbon di Cekungan Banggai adalah batugamping Formasi Tomori yang berasosiasi dengan thrust sheet anticline.

Dapusnya :
Pertamina BPKAA cheers cheers cheers cheers
Kembali Ke Atas Go down
 
Sistem Petroleum Cekungan Banggai
Kembali Ke Atas 
Halaman 1 dari 1

Permissions in this forum:Anda tidak dapat menjawab topik
KEPALA BATU :: ILMU GEOLOGI :: Minyak & Gas Bumi :: Materi-
Navigasi: